BECAK KUBURAN
Udin, seorang tukang becak yang suka mangkal di gang dekat kuburan. Si Udin punya nyali tinggi. Dia tidak takut dengan cerita-cerita menyeramkan yang terjadi di kuburan. Nah, suatu hari, menjelang tengah malam, ketika si Udin mau pulang …. seorang cewek cantik berambut panjang memanggilnya.
Cewek Becak … becak …. belum pulang ya, Bang?
Udin Belum, Neng. Mau diantar ke mana?
Cewek (sambil buru-buru masuk ke becak) Nanti saja deh, Bang. Kalau sudah dekat saya kasih tahu. Rumah saya dekat rumah Abang kok.
Udin Oooo .. gitu ya, Neng. Sudah tahu Abang dong. Kebeneran nih. Ada yang nemenin Abang pulang (hati Udin berbunga-bunga)
Ketika sampai di pertengahan jalan kuburan, tiba-tiba si Cewek berteriak minta turun.
Cewek Stop Bang, stop … Di sini saja.
Udin Lho, ini kan kuburan.
Cewek Iya, Bang. Berhenti sebentar saja. Ada temen saya yang mau ikut.
Cewek tersebut langsung berhenti. Dia berjalan gontai menuju kuburan, tapi hiiii … kakinya tidak menginjak tanah.
Udin (spontan berteriak) Kun kun … kuntilanaaak ..(si Udin meninggalkan becaknya, lari tunggang-langgang)
Cewek Biarin aja! Dari pada Elo, Tukang Becak!
TUKANG OJEK CENTIL
Suparman adalah pengojek yang sangat rajin. Pagi, siang sampai malam tak bosan bosannya Parman nongkrongin pelanggannya. Suatu ketika ….datanglah seorang gadis yang amat cantik mau minta antar sama Parman. … Wah … rejeki nih. Ada cewek cantik naik ojek gue, pikir Parman.
Parman Mau dianterin Abang ke mana, Neng.
Gadis Jalan Madusura, Bang.
Parman (keder karena jalan Madusura terkenal angker) Boleh deh.
Si Gadis langsung naik sepeda motor. Ketika sampai di ujung jalan Madusura, Parman ngebut karena bulu kuduknya mulai merinding.
Sampai di ujung jalan, tak ada perintah buat berhenti dari si Gadis.
Parman Turun mana, Neng?
Karena si Gadis tak menjawab, Parman pun menghentikan motornya dan menoleh ke belakang. Alamaaak .. Parman semakin ciut saja nyalinya. Dia yakin banget si Gadis cantik itu pasti kuntilanak….
Dua hari kemudian, Parman ngojek lagi. Memang dasar nasib, si Parman ketemu lagi gadis yang sama.
Gadis Antarkan lagi saya di jalan yang sama ya Bang.
Parman Karena nggak enak Parman terpaksa mengiyakan. Kali ini Parman langsung tancap gas.
Gadis Bang, jangan ngebut doooong. Tadi malam saya jatuh. Jidat saya robek nih. Abang gimana, sih!
Parman (bernafas lega) Ternyata nih gadis bukan kuntilanak, pikirnya. Lalu menurunkan kecepatan motornya.
Gadis Hati-hati ya, Bang. Jidat udah robek, mana punggung bolong lagi. Rambut saya jadi acak-acakan juga nih, Bang. Nggak tau apa kalau saya mau kondangan. Temen saya ada yang mau nikah sama genderuwo nih.
Parman (pingsan)
HANTU SALAH NAMA
Joni dan Jono, dua saudara kembar pulang dari nonton film midnight. Karena hari sudah hampir pagi, keduanya mengambil jalan pintas, lewat kuburan supaya cepat sampai rumah. Mereka berdua memang sering melewati jalan kuburan tersebut karena kuburan tersebut tidak angker. Tetapi ketika mereka sampai di tengah jalan kuburan itu, keduanya mendengar suara seperti orang sedang memukul-mukul .Lama-kelamaan suara itu makin dekat. Ternyata ada seseorang sedang memahat di batu nisan. Jono menyapanya,
Jono Pak, kerja kok malam-malam.
Bapak Iya, Dek. Bisa bantu saya?
Joni dan Jono mendekati Bapak yang sibuk memahat tadi.
Joni Apa yang bisa kami bantu, Pak.
Bapak Ini, Dek. Tolong betulin nama saya. Orang salah menuliskan nama saya nih!
Joni, Jono ##??? Han han hantuuu …… (keduanya lari tunggang langgang)
HANTU NONTON BIOSKOP
Malam Jum’at Kliwon hantu keluar dari ambulance. Dia berencana nonton film Harry Potter And The Deathly Hallows. Hantu ini pun antre di loket untuk membeli tiket.
Petugas Mau bangku deretan nomor berapa, Bang.
Hantu Yang paling belakang, yang paling pojok dan yang paling gelap.
Petugas (gedumel, resek amat) Harga tiket Rp. 30.000,-, Bang.
Hantu Saya ini hantu, Mbak. Saya nggak punya duit. Mau saya bayar dengan daun?
Petugas Enak aja. Siapapun yang nonton ya harus pakai duit. Emang bioskop nyak, loe apa?
Hantu Duh, Mbak. Saya ini hantu beneran. Hantu tabrak lari.
Petugas Persetan. Hantu tabrak lari kek, hantu ngesot kek, hantu item kek. Pokoknya kalau nonton ya harus bayar pakai duit!
Hantu Belagu amat sih, Mbak. Baru jadi kasir aja!
Petugas Hee …. kasir-kasir gini kalau nonton bayar, tauk! Daripada kamu, hantu bokek.
Hantu Susah memang ngomong sama manusia (ngeloyor pergi ….)
DILEMPAR BATU HANTU
Pak Suroto dan istrinya tinggal di sebuah desa. Di sekitar rumahnya ada ladang luas yang ditumbuhi pohon pisang. Listrik di daerah tersebut seringkali byar pet. Suatu malam, ketika listrik mati, Bu Suroto ke gudang di belakang rumah untuk mencari minyak tanah buat menyalakan lampu teplok. Ketika menengok ke jendela yang ada di dalam gudang itu, dia melihat sekelebat bayangan hitam, lalu sembunyi di balik pohon pisang. Bu Suroto mengira ada orang jahat. Dia lalu melempar batu ke arah bayangan tadi. Tapi tak ada reaksi. Bu Suroto pun mulai mertinding. Pasti itu bayangan hantu, pikirnya. Bu Suroto lalu bergegas masuk ke dalam rumah mencari suaminya. Bu Suroto makin takut, suaminya tak ada di tempat. Belum hilang rasa takutnya, tiba-tiba ada orang mengetuk pintu. Ternyata … Pak Suroto datang dengan wajah ketakutan.
Bu Suroto Pak, Pak … saya tadi lihat hantu di belakang rumah …
Pak Suroto Iya Bu, saya tadi juga dilempar batu sama hantu….
BELAJAR PERIBAHASA
Bapak Guru Bahasa Indonesia sedang memberikan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 3 sebuah Sekolah Dasar.
Pak Guru Anak-anak, coba lanjutkan peribahasa berikut : Sepandai-pandai tupai melompat ….
Anak-anak Sekali waktu jatuh juga!
Pak Guru Pinter kalian. Kalau peribahasa ini : Tua tua keladi …
Anak-anak Makin tua makin menjadiiii
Pak Guru Betul sekali. Trus, kalau : Berat sama dipikul …
Anak-anak Ringan sama dijinjing.
Pak Guru Betul sekali. 100 buat kalian. Kalau : Guru kencing berdiri …
Anak-anak Nggak mau lihat, Paakkk! Malu, tauk!
KACA MATA HITAM
Dua anak gelandangan yang tidak pernah sekolah sedang jalan-jalan di Pasar Malam. Mereka berdua terhenti sejenak karena ada seorang pedagang kacamata hitam menjajakan dagangannya dengan penuh semangat.
Pedagang Kacamata hitam, kacamata hitam. Dijamin Anda bisa membaca kalau pakai kacamata ini.
Gelandangan Bener ya, Pak. Kalau memakai kacamata jualan Bapak yang hitam ini langsung bisa membaca ya?
Pedagang Bener Dek. Nggak bohong. Adek pasti bisa membaca.
Gelandangan Emang harganya berapa, Pak?
Pedagang Harganya Rp. 10.000, Dek. Kalau beli dua gratis 1.
Gelandangan (ngobrol sama temannya) Ajaib ya kacamata hitam ini. Yang tidak bisa baca jadi bisa baca.
Pedagang Jadi beli, Dek?
Gelandangan Cuma tanya kok, Pak.
Pedagang Kacamata hitam, kacamata hitam. Bisa baca kalau pakai kacamata hitam.
CALON KEPALA DESA
Dalam rangka kampanye Pilkades, Abdul Jalil mengadakan acara tanya jawab dengan warga desa di mana dia akan menyalonkan diri.
Warga Pak, jalan di desa ini rusak berat. Berlubang-lubang besar dan berlumpur. Sangat berbahaya untuk dilewati kendaraan. Sudah banyak kecelakaan, Pak. Trus, apa rencana Bapak untuk meniadakan kecelakaan?
Abdul Jalil Saya akan memasang tulisan : Hati-hati berkendaraan. Jalan berlubang dan sering terjadi kecelakaan.
Warga Rakyat di sini berada di bawah garis kemiskinan. Untuk makan saja susah. Apalagi rakyat di sini gampang sakit. Tak kuat beli obat. Harga obat mahal sekali. Trus, apa rencana bapak kalau jadi Kepala Desa di daerah ini?
Abdul Jalil Saya akan pasang pengumuman yang bunyinya : Jaga kesehatan dan jangan pernah sakit.
Warga !!!!????
Dua minggu kemudian Pilkades dilaksanakan. Abdul Jalil hanya mendapatkan 1 suara, yaitu suara dari istrinya sendiri.
GARA-GARA ASAP SATE
Siang hari, Syaiful bekerja sebagai pembantu pemadam kebakaran. Pada malam hari Syaiful buka warung Sate Madura di rumahnya. Suatu ketika terjadi kebakaran, Pak Bruno, bosnya Syaiful heran karena Syaiful bisa tahan terhadap asap, padahal dia tidak memakai masker.
Pak Bruno Ful, saya heran. Orang lain kena asap, batuk-batuk. Saya sendiri nggak tahan dengan asap kebakaran itu. Tapi kamu kok tenang-tenang saja sih, malah nggak pakai masker. Apa rahasiamu?
Syaiful Gampang, Pak. Bapak ikut kerja saja sama saya. Tiap malam ngipasi sate selama 5 tahun. Bapak pasti tahan terhadap asap, deh.
Pak Bruno Nggak, deh!
ILMU AYAM BERTELUR
Parto dan Dullah berdebat soal ilmu padi dan ilmu ayam bertelur.
Parto Tok, kamu tuh jadi orang sombong banget sih. Baru tahu sedikit aja sudah koar-koar. Tukang pamer, tauk! Kayak ilmu padi gitu lho. Semakin berisi semakin menunduk.
Dullah Ah … apaan tuh, Di Madura mah ilmu yang kayak gitu nggak kepakai.
Parto Nggak kepakai gimana? Emang di Madura ada ilmu yang lebih keren?
Dullah Ada. Ilmu ayam bertelur.
Parto Ilmu apa lagi, tuh.
Dullah Kalau ayam lagi bertelur dia akan berkotek. Semakin banyak telurnya, si Ayam makin berkotek-kotek. Jadi kalau tahu banyak ya makin berkoar-koar. Kalu diam saja mana ada orang yang tahu kalau kita nih pinter.
Parto Ah …. memang dasar sombong loh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar